Pemimpin Pasti Moderat.

Rifky putra k
2 min readJun 28, 2020

--

Kebudayaan, sejarah dan ideologi dan banyak faktor lainnya membuat manusia memiliki perbedaan-perbedaan yang secara alamiah terjadi. Manusia kemudian berkumpul dan saling berinteraksi pada suatu daerah tertentu. Artinya, perbedaan-perbedaan ini saling berinteraksi di masyarakat. Perbedaan-perbedaan ini setidaknya menghasilkan dua penyelesaian yaitu kontrak sosial atau atau konflik di masyarakat.

Pada setiap masyarakat kita sering melihat pola-pola kepemimpinan. Seringkali, pada masyarakat kita bisa melihat seseorang yang secara naluriah berperan sebagai pemimpin. Namun, ada pula yang berperan sebagai pemimpin secara hukum ataupun secara musyawarah mufakat. Pemimpin dalam suatu masyarakat memiliki keharusan untuk bermanfaat bagi masyarakatnya. Tanggung jawab menjadi sesuatu yang melekat pada identitas sebagai pemimpin. Setidaknya kita harus menilai (kita sebut saja) kepemimpinan performatif seseorang saat memimpin masyarakat. Kepemimpinan performatif ini dalam arti singkat adalah kebermanfaatan bagi setiap orang. Yang secara dominan ditentukan melalui terakomodasinya kepentingan-kepentingan individu di dalam masyarakat.

Kepentingan tersebut akan saling berkawan dan berlawananan dalam masyarakat. Hal ini ditopang oleh tiang penyangganya yaitu kebebasan, persamaan hak politik yang menjadi nafas dalam demokrasi dan perbedaan antar individu. Sehingga seringkali dalam konteks apapun akan sering terjadi proses-proses akomodasi dari setiap kepentingan.

Saya melihat bahwa demokrasi yang baik adalah terakomodasinya kepentingan kepentingan setiap individu. Sehingga kebermanfaatannya ataupun performatif responsibility nya bisa dirasakan oleh setiap kepala di masyarakat. Hal ini akan mengacu kepada konklusi bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu mengelola perbedaan-perbedaan di masyarakat dan menyediakan wadah bagi penyelenggaraan proses kontrak sosial, menyelesaikan konflik dan mengeksekusi hasil kontrak sosial dalam bentuk konkrit.

Atas dasar tanggung jawab kebermanfaatan ini, seorang pemimpin demokratis harus mampu meluruhkan kepentingan pribadinya. Karena ia memiliki kekuasaan untuk mengatur, mengarahkan dan bahkan mendominasi hal yang sudah disebutkan sebelumnya. Oleh karenanya, penting bagi seorang pemimpin untuk mengorbankan kecenderungan-kecenderungan pribadinya. Sehingga pemimpin akan mampu menggunakan kekuasaannya secara lebih adil. Sejalan dengan konsep Original Position milik John Locke.

Setelah pemimpin menanggalkan idealisme dan preferensi pribadinya maka akan ia akan menjadi pemimpin moderat. Saya contohkan seperti pada diagram kartesius. Kepentingan tersebut akan saling tarik menarik dari titik terluar menuju pusat diagram di titik 0,0. Atau, setidaknya mendekati titik tersebut. Tergantung dari bagaimana hasil kontrak sosial. Hal ini terjadi karena adanya proses tarik menarik kepentingan yang cenderung bervariasi. Mengakomodir seluruh kepentingan di masyarakat membuat pemimpin menjadi moderat secara otomatis. Pemimpin akan menukar idealismenya dengan kekuasaan dan kebijaksanaan pada level tertingginya.

--

--